Informasi Hiperhidrosis Pada Tubuh Manusia

Informasi Hiperhidrosis Pada Tubuh ManusiaMEDIKALOGI.COM – Semua orang pasti sudah mengeluarkan keringat karena keringat merupakan suatu fenomena alamiah yang penting untuk regulasi suhu tubuh setiap orang. Sekresi keringat dilakukan oleh sistem syaraf vegetatif kita (sistem syaraf simpatik).

Ada beberapa sebagian orang mengeluarkan keringat berlebihan dari tubuhnya dan dalam istilah kesehatan disebut dengan Hiperhidrosis.

Hiperhidrosis yaitu kelainan yang terjadi pada tubuh manusia yang berhubungan dengan keringat yang berlebihan. Keringat yang berlebihan atau Hiperhidrosis disebabkan oleh kelainan pada produksi hormon, adanya penyakit, efek obat-obatan tertentu, pengaruh kejiwaan seperti takut atau gelisah, faktor genetis atau keturunan, dan penyakit sistematik tertentu.

Penyebab

Penyebab hiperhidrosis berasal dari sistem pengaturan suhu tubuh, khususnya kelenjar keringat Anda.

Kulit memiliki dua jenis kelenjar keringat yaitu :

1.   Kelenjar Ekrine

Terjadi pada sebagian besar tubuh Anda dan terbuka secara langsung ke permukaan kulit.

2.   Kelenjar Apokrine

Kelenjar ini berkembang di daerah melimpah di folikel rambut, seperti di, ketiak dan pangkal paha kulit kepala Anda. Ketika suhu tubuh Anda meningkat, sistem saraf otonomik merangsang kelenjar untuk mengeluarkan cairan ke permukaan kulit hal inilah yang mendinginkan tubuh Anda karena terjadi proses penguapan.

 Klasifikasi Hiperhidrosis

Klasifikasi hiperhidrosis berdasarkan penyebabnya :

1.   Hiperhidrosis sebagai suatu bagian dari kondisi yang telah ada (hiperhidrosis sekunder)

Beberapa kondisi dapat menyebabkan keringat berlebihan, sebagai suatu yang melibatkan seluruh tubuh :

  • Hipertiroidisme atau penyakit endokrin yang sejenis.
  • Terapi endokrin untuk kanker prostat atau tipe lain dari penyakitkeganasan.
  • Penyakit-penyakit psikiatrik yang berat.
  • Obesitas.
  • Menopause.

2.   Hiperhidrosis tanpa sebab yang diketahui (hiperhidrosis primer atau essensial)

Keadaan ini jauh lebih sering daripada hiperhidrosis sekunder dan muncul secara umum, berlokasi pada satu atau beberapa tempat dari tubuh) lebih sering tangan, kaki, ketiak atau kombinasi dari semua itu)
Selalu dimulai selama masa kecil atau masa remaja dan menetap sepanjang hidup.

Gugup dan cemas dapat mendatangkan atau mengagregasi keringat tetapi gangguan psikiatrik sangat jarang menyebabkan gangguan ini.

Hiperhidrosis tipe lainnya :

  • Hiperhidrosis Lokalisata

Tempat-tempat predileksi pada telapak tangan, telapak kaki, dan daerah intertriginosa yaitu aksila, lipatan inguinal, dan daerah perineum.Kadang-kadang bias terdapat pada dahi, pangkal hidung, dan daerah sternum.Penyebab dari hiperhidrosis lokalisata yaitu emosional, apabila sebagian dikarenakan oleh hemiplegi atau kelainan saraf unilateral.

  • Hiperhidrosis Emosional

Bentuk ini intermitten dan tergantung pada emosi yang disebabkan oleh kecemasan, kesedihan, ketakutan, atau stimulasi dari obat, seperti kafein yang terdapat pada kopi, dan teh.

  • Hiperhidrosis Generalisata

Hiperhidrosis generalisata dapat terjadi oleh karena udara panas dengan kelembaban tinggi seperti pada daerah tropis, sakit panas, atau latihan yang berlebihan. Hal ini mungkin juga terjadi pada kelainan hormonal seperti hipertiroidism, diabetes mellitus, kehamilan, Parkinson, kelainan saraf simpatik, tumor metastatik yang mengenai medulla spinalis, aspirin, dan obat-obat kolinergik seperti pilokarpin atau pisostigmin, antidepresan golongan SSRI atau trisiklik, dan opioid. Tidak biasa terdapat pada penyakit kronis yang menyebabkan kelemahan.

  • Hiperhidrosis Gustatorik

Hiperhidrosis ini terjadi pada bibir, hidung, dahi, dan sternum setelah makan makanan panas dan pedas.Hal ini bersifat fisiologi dan refleks dari kelainan ini belum diketahui.

Hiperhidrosis gustatorik dapat bersifat patologi seperti pada penderita kelainan-kelainan glandula parotis atau penderita tumor. Pada bayi dapat terjadi pada lutut/kaki kiri yang disebabkan oleh minum susu.

 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala hiperhidrosis meliputi :

  • Terlihat sering berkeringat, bahkan tergolong berlebihan, sehingga dapat terlihat melalui pakaian yang basah
  • Abnormal yang berlebihan dan keringat mengganggu di kaki, ketiak, kepala atau wajah
  • Tetesan keringat pada telapak tangan atau telapak kaki bersifat lebih lengket

Diagnosis

Diagnosis hiperhidrosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Anamnesis

Didapatkan keluhan penderita mengeluarkan keringat yang berlebihan, yang bisa menghambat aktivitasnya sehari-hari.
Hal ini kadang dipicu oleh stress, emosi atau olah raga, tetapi juga bisa terjadi secara spontan.

Pada pasien dengan curiga hipoglikemia.gejala awalnya adalah berkeringat, badan gemetaran, lemah, lapar dan mual.
Hipoglikemia juga bisa terjadi setelah makan, terutama pada orang-orang yang telah menjalani pembedahan lambung atau usus. Pada pasien demam juga dapat terjadi keringat yang berlebihan.Pada saat suhu tubuh mulai turun kembali, bisa disertai dengan keringat yang berlebihan.

Untuk mengetahui penyebab dari hiperhidrosis, perlu dilakukan anamnesis yang lebih mendalam untuk mencari penyebab yang mendasarinya seperti hipoglikemia, hipertiroidisme (penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat atau tidak teratur, gelisahdan keringat yang berlebihan), tuberkulosis paru (berkeringat di malam hari), dan malaria (pada awalnya penderita menggigil, sakit kapala, mual dan muntah, ketika suhu tubuh mulai turun, akan keluar banyak keringat).

Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan dapat ditemukan adanya keringat berlebihan pada telapak tangan, ketiak, telapak kaki.Adapun pada pemeriksaan tanda vital dapat ditemukan takikardi (kasus hipertiroidisme), hipertermi (saat demam), dyspneu jika penyebabnya tuberkulosis paru.

Pemeriksaan penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis hiperhidrosis dan menyingkirkan berbagai diagnosis banding adalah sebagai berikut ini:

  1. Tes fungsi tiroid, untuk menyatakan kemungkinan hipertiroidisme atau tirotoksikosis.
  2. Kadar glukosa darah, untuk menyatakan kemungkinan  hipoglikemia.
  3. Pemeriksaan katekolamin urin, untuk menyatakan kemungkinan pheochromocytoma.
  4. Kadar asam urat, untuk menyatakan kemungkinan gout.
  5. Tes purified protein derivative (PPD) sebagai screening untuk tuberkulosis.
  6. Rontgen dada (chest radiography), untuk menyingkirkan kemungkinan tuberkulosis atau penyebab neoplastik.
  7. Thermoregulatory sweat test, sebelum tes dilakukan kulit ditaburi oleh bubuk yang dapat berubah warna  jika terkena basah. Tes ini dilakukan di ruangan dengan suhu normal dan kemudian suhu dinaikkan menjadi 38 derajat C. Pada penderita hiperhidrosis bubuk tersebut dapat berubah menjadi warna ungu.

Penatalaksanaan

Pengobatan sistemik maupun topikal kurang memuaskan karena hanya bersifat sementara.Tetapi kelainan ini dapat sembuh spontan dalam beberapa tahun.

Pada hiperhidrosis sekunder, kondisi yang mendasarinya harus diobati lebih dulu. Pasien dengan terapi hormonal untuk kanker prostat (castrasi, analog LHRH) dengan gangguan keringat dapat menjadi ringan dengan pemberian anti estrogen (ciproterone acetate).

Pada pasien dengan hiperhidrosis primer atau untuk terapi simptomatik dari keringat yang berat pada pasien dengan hiperhidrosis sekunder, sebaliknya tidak dapat diobati, metode-metode berikut ini dapat diterima.

Pada pasien psikiatrik dengan hiperhidrosis pengobatan yang sukses dengan simptom ini sering mengurangi kecenderungan stress emosional.

  • Anti respiran
  • Iontoforesis
  • Obat-obatan
  • Pembedahan
  • Metode pengobatan lain.

1.   Anti respiran

Selalu direkomendasikan sebagai penilaian terapi yang pertama. Agen yang paling efektif adalah alluminium chlorida (20-25%) dalam alkohol 70-90%, diberikan pada malam hari 2-3 kali/hari. Secara umum, pengobatan ini cukup pada kasus-kasus dengan hiperhidrosis yang ringan sampai yang berat tetapi harus diulang secara teratur.Untuk hiperhidrosis aksila konsentrasi yang digunakan alumunium klorida 10-35%.Untuk mengurangi iritasi sebaiknya memulai dengan konsentrasi yang lebih rendah.Untuk hiperhidrosis Palmaris konsentrasi alumunium klorida yang diberikan dapat mencapai >50%.

2.   Iontoforesis

Dapat dicoba bila anti respiran tidak membawa kepada hasil yang menguntungkan. Metode ini terdiri dari penggunaan arus listrik intensitas rendah (15-18 mA), dihasilkan oleh generator DC, tapak tangan dan/atau tapak kaki dicelupkan ke dalam suatu larutan elektrolit. Prosedur ini harus diulang secara teratur, dimulai dengan 20 sesi beberapa kali/minggu, berangsur-angsur diperpanjang interval antara pengobatan menjadi 1-2 minggu.

Hasilnya bervariasi : Beberapa pasien, yang menderita hiperhidrosis ringan atau berat, senang dengan metode ini, beberapa ada yang menganggap ini terlalu membutuhkan waktu atau tidak efisien dan dapat dikatakan mahal sangat sulit untuk menggunakannya pada axilla dan tidak mungkin digunakan pada hiperhidrosis difus pada wajah atau badan/paha.

Hal ini diduga untuk memblokir sementara kelenjar keringat.Pengobatan berlangsung sekitar 15 sampai 30 menit sehari sekali dalam satu minggu.Lontoforesis umumnya aman dan akhirnya terapi pemeliharaan dapat dilakukan di rumah.

3.   Obat-obatan

Tak ada obat-obatan yang spesifik tersedia melawan keringat sebesar-besarnya psikotropik (kebanyakan sedatif) dan/obat-obat antikolinergik sering dicoba tetapi selalu menunjukkan begitu banyak efek samping sebelum suatu hasil yang nyata dapat diterima. Pada sedikit kasus yang menderita keringat yang besar-besar di badan (tapi tidak di ekstremitas, suatu dosis rendah agen anti kolinergik dapat mengurangi simptom yang ringan tanpa membawa kehidupan yang tidak dapat didukung dari efek samping (mulut kering, kesulitan akomodasi mata dan lain-lain) tetapi dosis penting untuk menormalkan jumlah keringat akan jarang ditoleransi.

Pengobatan sistemik yang ada mempunyai kekurangan sehingga terdapat kesulitan didalam penyembuhan penyakit ini.Penggunaan antikolinergik seperti atropine dikombinasi dengan scopolamine, prantal, atau probanthine adalah lebih baik daripada atropine sendiri.Dosisnya tergantung pada toleransi dan respon penderita. Efek samping berupa mulut kering sekali.

4.   Pembedahan

Eksisi kelenjar keringat axilla

Pasien dengan hiperhidrosis axilla yang tidak responsif terhadap terapi medis dapat dengan efektif diobati dengan eksisi kelenjar keringat axilla. Jika keringat meluas melewati daerah yang ditumbuhi rambut di axilla, incisi beberapa kulit mungkin diperlukan, kadang-kadang menghasilkan suatu bentuk kelenjar parut hipertrofi dan/atau konstriktif

Simpathectomy

  • Prinsip simpatektomi adalah untuk memutus jalur syaraf dan nodus (ganglia) yang mengirim sinyal ke kelenjar keringat. Secara mendasar, ini dapat diterima untuk semua lokasi tubuh, tetapi hanya nodus syaraf dapat merespon kelenjar keringat tapak tangan dan wajah dapat diterima tanpa membutuhkan prosedur pembedahan mayor. Saat ini, pilihan terapi untuk hiperhidrosis telapak tangan dan wajah dari yang cukup sampai yang parah (tetapi juga axilla, khususnya jika dikombinasikan dengan keringat telapak tangan), dibuat dari suatu prosedur pembedahan yang dikenal sebagai simpatektomi thorax dengan endoskopi. Tehnik endoskop invasive minimal ini dikembangkan tahun-tahun belakangan ini pada beberapa rumah sakit di Eropa, menggantikan simpatektomi thorax konvensional. Suatu prosedur yang sangat traumatic yang dilakukan di waktu lalu. Tehnik endoskopi sangat aman, jika dilakukan oleh seorang ahli bedah yang sangat pengalaman pada tipe prosedur ini dan membawa kepada pengobatan definitif yang hampir 100% pasien meninggalkan hanya sedikit jaringat parut di ketiak.
  • Orang-orang dengan hiperhidrosis kombinasi dari tapak tangan dan tapak kaki memiliki kesempatan yang baik untuk memperbaiki keringat kaki mereka setelah sebuah operasi ditujukan untuk menekan keringat pada tangan. Hiperhidrosis tangan terisolasi dapat bagaimanapun hanya diobati dengan simpatektomi lumbal. Suatu prosedur membuka abdomen.
  • Hiperhidrosis difus dari tubuh atau keringat umum dari seluruh tubuh tidak dapat diobati dengan pembedahan.

5.   Metode Pengobatan Lain

  • Toxin Botulinum (Botox)

Sebuah famili toxin yang diproduksi oleh suatu bakteri yang dikenal sebagai Clostridium botulinum. Toxin ini adalah salah satu dari racun-racun yang mematikan yang pernah dikenal, dicampuri efek substansi transmitter asetil kolin pada synaps (tempat hubungan dari suatu akhiran syaraf dengan sel syaraf lain atau suatu otot) dan membawa paralisis progresif dari semua otot-otot di tubuh, termasuk otot-otot pernafasan.

Pada dosis yang sangat rendah, toxin botulinum telah digunakan pada kasus-kasus dimana terlokalisasi hiperaktivitas otot (spasme kelopak mata, torticolli dan sebagainya) dihasilkan pada suatu penurunan dalam transmisi impuls ke otot. Laporan awal telah dipublikasikan berkenaan penggunaan toxin botulinum pada hiperhidrosis. Ini terlihat berhasil dengan adekuat pada hiperhidrosis axilla, habis selama 6-12 bulan tergantung dosis (0,5 – 1,0 unit/cm2).

Para peneliti telah menemukan bahwa suntikan Botox, yang biasa digunakan untuk membantu mengurangi kerutan wajah halus, merupakan cara yang efektif untuk mengobati hiperhidrosis berat oleh memblokir saraf yang memicu kelenjar keringat.

Botox memang tidak menyembuhkan, namun untuk mencapai hasil yang diinginkan, perawatan dapat dilakukan meski menimbulkan rasa sakit, dan hasilnya dapat terasa sekitar empat bulan.Botox juga memiliki efek samping seperti kelemahan otot tangan, saat disuntikkan ke dalam telapak tangan, dan sakit kepala, yang jarang terjadi.

  • Pengobatan alternatif

Menurut pengalaman pengarang beberapa pasien dikecewakan dengan pengobatan yang ditawarkan dokter mereka, telah mencoba metode-metode terapi alternatif yang berbeda termasuk homeopathy, masase, akupuntur dan obat-obat fisioterapi. Pada hampir semua kasus tanpa bukti yang nyata.

Komplikasi

Komplikasi hiperhidrosis mencakup :

  • Infeksi jamur kuku

Orang yang berkeringat rentan terhadap berbagai jenis infeksi jamur.Itu karena jamur berkembang dalam lingkungan lembab, seperti sepatu.Itulah sebabnya lebih mungkin mendapatkan infeksi di kuku kaki daripada di kuku tangan.Sebuah infeksi kuku biasanya dimulai dengan gejala bintik putih atau kuning di bawah ujung kuku. Saat terjadi infeksi jamur, kuku akan menghitam, menebal dan cenderung melebar. Kadang-kadang kuku akan terpisah dari tempatnya, dan kulit di sekitarnya menjadi merah dan bengkak. Bahkan dapat mendeteksi sedikit bau pada kuku.

  • Infeksi bakteri dan kutil

Hiperhidrosis dapat berkontribusi terhadap infeksi bakteri, terutama di sekitar folikel rambut atau antara jari-jari kaki.Ini juga terkait dengan kutil. Bila memiliki hiperhidrosis, kutil akan hilang dalam jangka waktu yang lama meski setelah perawatan dan memiliki kecenderungan untuk kembali kambuh.

  • Konsekuensi sosial dan emosional

Orang-orang dengan hiperhidrosis biasanya memiliki keringat yang berlebihan dari yang dapat menghasilkan tangan basah dan bau kaki yang tidak menyenangkan.Akibatnya, mereka dapat pengalaman yang signifikan psikologis, sosial, konsekuensi pendidikan dan pekerjaan yang terbatas.

Kondisi kulit lainnya Kondisi kulit tertentu seperti eksim dan ruam kulit, terjadi lebih sering pada orang dengan hiperhidrosis.Tidak mustahil juga berkeringat berlebihan memperburuk peradangan kulit.

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

pepek anak SD, cara membuat handbody racikan makassar, cara melebatkan bulu kemaluan, DAUN wisa, cara menghitamkan tahi lalat, fakta reaksi minum jus nanas campur ragi, cara meracik handbody marina, cara melepas behel dengan baking powder, cara membesarkan tahi lalat, cara membuat lem behel sendiri