Informasi Pterigium Pada Mata Manusia

Daging Tumbuh di Dalam Mata ManusiaMEDIKALOGI.COM – Salah satu organ tubuh manusia yang sangat penting adalah mata, karena mata merupakan salah satu panca indera manusia untuk penglihatan. Tanpa mata, kita tidak dapat melihat benda-benda yang ada di sekitar kita.

Organ mata dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu organ mata bagian luar dan organ mata bagian dalam. Organ bagian luar pada umumnya berfungsi untuk melindungi organ mata bagian dalam. Sedangkan organ mata bagian dalam berfungsi untuk menerima cahaya yang masuk kemudian meneruskannya ke otak.

Jika mata mengalami gangguan, maka hal ini akan sangat mengganggu aktifitas dari pemiliknya. Banyak sekali penyakit yang berkaitan dengan masalah mata, salah satunya adalah adanya daging yang tumbuh di bola mata, atau yang kita kenal dengan istilah pterigium.

Pterigium adalah munculnya suatu timbunan atau selaput pada mata yang bentuknya seperti segitiga dengan puncak berada di arah kornea mata. Pterigium oleh sebagian orang dikenal sebagai daging tumbuh di selaput bening mata, bahkan dahulu sering disalah artikan sebagai katarak.

Penyebab ini masih belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan disebabkan karena berbagai faktor yang saling berinteraksi secara bersamaan. Namun, cahaya ultraviolet (UV), terutama paparan terhadap sinar matahari selama berjam jam diluar ruangan dan di lingkungan yang kering dan berdebu terbukti menjadi faktor yang paling berkontribusi terhadap timbulnya kondisi ini.

Pterigium berdasarkan pertumbuhannya dibagi menjadi 4 stadium, yaitu :

1.   Stadium 1 = Puncak pterigium pada limbus.

2.   Stadium 2 = Puncak pterigium mengenai kornea antara limbus dan pertengahan jarak limbus ke tepi pupil.

3.   Stadium 3 = Puncak pterigium mengenal kornea antara pertengahan jarak limbus ke tepi pupil dan tepi pupil.

4.   Stadium 4 = Puncak pterigium telah melewati tepi pupil.

Pterigium jarang sampai menyebabkan kebutaan, kecuali selaput daging tumbuh di mata meluas hingga menutupi seluruh area mata. Namun biasanya keluhan iritasi dan mata menjadi terlihat menjijikkan sering menjadi alasan pasien untuk datang berobat.

Keluhan yang sering terjadi pada penderita pterigium adalah mata sering merah, penglihatan menjadi kabur dan sangat terasa sakit saat kena debu. Secara medis, untuk mengatasi pterigium umumnya menggunakan obat tetes mata atau obat minum yang mengandung antiinflamasi. Namun bila pterigium tersebut cukup besar dan sangat mengganggu penglihatan, dapat dilakukan operasi.

Gejala pterigium termasuk :

  • Pertumbuhan berwarna putih dengan pembuluh darah yang terlihat atau menonjol di sudut mata bagian dalam dan/atau luar.
  • Pterigium dapat terjadi pada satu atau kedua mata.
  • Kemerahan pada daerah yang terkena.
  • Iritasi.
  • Gejala mata kering.
  • Kadang kala berair.
  • Terasa seperti ada benda asing di dalam mata.
  • Penglihatan buram (pada kasus parah pertumbuhan dapat menutupi kornea pusat atau menyebabkan astigmatisme karena tekanan pada  permukaan kornea).

Mencegah pertumbuhan pterigium

Anda sebaiknya menggunakan kaca mata hitam dengan proteksi sinar ultraviolet ketika berada di luar ruangan atau saat mengemudikan kendaraan, dan gunakan topi bertepi lebar ketika terpapar sinar matahari yang sangat kuat.

Pengobatan pterigium

Pada kasus tahap awal, dimana tidak terdapat gejala dan ketika pterigium tidak signifikan secara kosmetik, kondisi ini tidak perlu diobati.

Ketika pterigium menyebabkan iritasi, kemerahan atau ketidaknyamanan, air mata buatan dapat membantu melembabkan mata dan meringankan ketidaknyamanan. Tetes mata ini tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan pterigium. Namun, jika pterigium tampak secara kosmetik, atau menyebabkan gejala seperti penglihatan buram, operasi pengangkatan sangat disarankan.

Operasi melibatkan pengangkatan daging tumbuh dan penanaman plester transparan yang disebut konjungtiva pada bekas luka operasi, untuk mengurangi resiko pterigium tumbuh kembali (berulang). Plester konjungtiva ini biasanya diambil dari mata pasien itu sendiri (autograft konjungtiva). Penempelan autograft dapat dengan jahitan atau ‘tanpa jahitan’ (contohnya dengan penggunaan lem fibrin). Resiko pterigium berulang setelah operasi pengangkatan dan autograft konjungtiva cukup rendah.

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

url:avatars mds yandex net/get-images-cbir/12846303/uIW2bgo5cItDpX8diqZpww6850/orig, pepek anak SD, cara membuat handbody racikan makassar, cara melebatkan bulu kemaluan, DAUN wisa, cara menghitamkan tahi lalat, fakta reaksi minum jus nanas campur ragi, cara meracik handbody marina, cara melepas behel dengan baking powder, cara membesarkan tahi lalat