MEDIKALOGI.COM – Penyakit TBC adalah salah satu jenis penyakit yang menginfeksi pada saluran pernafasan yang di sebabkan oleh bakteri. Penyakit TBC ini bersifat menular yang biasa menyerang saluran pernafasan atau paru-paru.
Di negara-negara berkembang, penyakit TBC ini merupakan salah satu ancaman kematian kedua setelah HIV/AIDS. Di Indonesia sendiri, tingkat penderita TBC diperkirakan sebesar 289 per 100 ribu penduduk dan insidensi sebesar 189 per 100 ribu penduduk.
TBC paru kadang sering kali dibilang flek paru. Karena jika dilihat dari foto dada atau foto Rontgen terlihat flek-flek yang berwarna putih berkabut.
Gejala TBC paru
Gejala umum yang sering terjadi dan terlihat adalah :
- Batuk-batuk berdahak bisa 1 minggu hingga berbulan-bulan.
- Nafsu makan menurun.
- Berat badan menurun.
- Tubuh terlihat kurus .
- Malam sering berkeringat.
- Demam.
- Batuk Darah.
Cara penularan TBC paru
Cara penularan TBC paru ini melalui Droplet atau titik embun udara yang di batukkan penderita TBC. Pada saat batuk droplet keluar bersama bakteri terhirup oleh orang sekitar atau lawan bicara. Kuman bakteri masuk ke paru-paru dan berkembang biak sehingga terjadi infeksi.
Pengobatan penyakit TBC paru
Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di daerah paru/dada, lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan berupa foto rontgen dada, tes laboratorium untuk dahak dan darah, juga tes tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC adalah pengobatan jangka panjang, biasanya selama 6-9 bulan dengan paling sedikit 3 macam obat.
Kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala TBC akan hilang sehingga pasien menjadi malas meminum obat dan kontrol ke dokter.
Jika pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini dapat menjadi berbahaya karena sering kali obat-obatan yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan pada kuman TBC (resisten). Akibatnya, harus diobati dengan obat-obat lain yang lebih mahal dan “keras”. Hal ini harus dihindari dengan pengobatan TBC sampai tuntas.
Pengobatan jangka panjang untuk TBC dengan banyak obat tentunya akan menimbulkan dampak efek samping bagi pasien.
Efek samping yang biasanya terjadi pada pengobatan TBC adalah :
- Nyeri perut.
- Gangguan penglihatan.
- Gangguan pendengaran.
- Kencing seperti air kopi.
- Demam tinggi.
- Muntah.
- Gatal-gatal.
- Kulit kemerahan.
- Kaki/tangan terasa panas.
- Lemas.
- Mata/kulit kuning.
Itu sebabnya penting untuk selalu menyampaikan efek samping yang timbul pada dokter setiap kali kontrol sehingga dokter dapat menyesuaikan dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau melakukan pemeriksaan laboratorium jika diperlukan.
Pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun sebaiknya harus diatur dokter untuk mencegah efek samping yang lebih serius/berbahaya.
Pencegahan TBC paru
Penyakit TBC dapat dicegah dengan cara :
- Mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC aktif.
- Menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan yang sehat, dan berolahraga.
- Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat). Vaksin ini secara rutin diberikan pada semua balita.
- Perlu diingat bahwa mereka yang sudah pernah terkena TBC dan diobati, dapat kembali terkena penyakit yang sama jika tidak mencegahnya dan menjaga kesehatan tubuhnya.
10 TOPIK MENARIK LAINNYA
contoh bak kamar mandi, pepek anak SD, cara membuat handbody racikan makassar, cara melebatkan bulu kemaluan, DAUN wisa, cara menghitamkan tahi lalat, fakta reaksi minum jus nanas campur ragi, cara meracik handbody marina, cara melepas behel dengan baking powder, cara membesarkan tahi lalat