Cuci Darah Akibat Gagal Ginjal

Cuci Darah Akibat Gagal Ginjal Ginjal merupakan sistem eksresi yang berperan penting dalam menyaring kotoran dan membuang sisa metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Bisa dibayangkan apabila ginjal terganggu dan tidak berfungsi dengan baik, sisa metabolisme yang tidak dikeluarkan oleh tubuh menjadi racun bagi tubuh kita sendiri.

Kita memiliki 2 buah ginjal, tetapi pada faktanya seseorang dapat hidup dengan satu ginjal lengkap. Beberapa orang bahkan hidup dengan kondisi gagal ginjal. Kecuali dilakukan transplantasi ginjal, seseorang dengan kondisi gagal ginjal biasanya harus menjalani cuci darah secara berkala yang disebut Dialisis.

Tindakan Dialisis dilakukan dengan tujuan untuk membuang sisa-sisa metabolisme, dan kelebihan cairan agar tidak menumpuk di dalam tubuh, dan menjaga level yang aman dari unsur-unsur kimiawi dalam tubuh seperti potasium dan sodium. Selain itu juga untuk membantu mengontrol tekanan darah.

Ada 2 jenis tindakan dialisa, yaitu :

1.   Hemodialisis

2.   Peritoneal Dialisis

Hemodialisis

Pada Hemodialisis, proses cuci darah biasanya dilakukan dengan sebuah mesin dialisis. Proses ini tidak dilakukan setiap hari, cukup 3 kali seminggu dengan masing-masing sesi berlangsung sekitar 4-5 jam. Proses Hemodialisis bisa dilakukan di rumah Anda atau pada sebuah Klinik.

Hemodialisis biasanya di rekomendasikan untuk orang-orang yang :

  •     Mengalami gangguan penglihatan
  •     Memiliki kepikunan
  •     Orang dengan kondisi kesehatan sangat lemah

 Kerugian Hemodialisis :

  • Bila ingin bepergian, harus direncanakan jauh jauh hari ? pasien harus membuat janji dengan Klinik Dialisis di luar kota/luar negeri.
  • Pasien harus menjalani diet makanan (khususnya yang tinggi potassium, garam, dll) serta membatasi jumlah cairan yang harus diminum (1000-1500ml per hari).

Peritoneal Dialisis

Peritoneal Dialisis biasanya disarankan untuk pasien dengan kriteria :

  • Anak anak diatas usia 2 tahun atau lebih
  • Orang orang yang masih memiliki fungsi ginjal yang terbatas
  • Orang dewasa yang tidak memiliki penyakit kronis, seperti: jantung ataupun kanker

Peritoneal Dialisis memerlukan tindakan pembedahan untuk memasang kateter dalam perut penderita.

Ada dua macam metode, yaitu :

1.   Continuous peritoneal dialysis (CAPD)

2.   Continonus Cycling Peritoneal Dialysis (CCPD).

Di Indonesia, CAPD lebih lazim digunakan daripada CCPD. CAPD tidak memerlukan mesin, dan biasanya pasien perlu melakukan 4 kali penggantian kantung Dialisis dalam sehari,  masing-masing selama 30 menit.

Keuntungan :

  • Pasien lebih memiliki kebebasan untuk bepergian, tidak perlu mengunjungi Pusat Dialisis
  • Batasan dalam DIET dan cairan yang diminum lebih longgar dibanding pasien hemodialisa

Kerugian :

Meningkatnya resiko terjadinya infeksi pada peritoneum (peritonitis), kurang energi dan pada beberapa kasus dapat terjadi malnutrisi. Peritonitis dapat mengakibatkan gejala, seperti:

  • Nyeri perut
  • Muntah
  • Menggigil

Bila peritonitis berulang terjadi, dokter mungkin perlu melakukan operasi pembedahan untuk memberbaiki peritoneum.

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

pepek anak SD, cara membuat handbody racikan makassar, cara melebatkan bulu kemaluan, DAUN wisa, cara menghitamkan tahi lalat, fakta reaksi minum jus nanas campur ragi, cara meracik handbody marina, cara melepas behel dengan baking powder, cara membesarkan tahi lalat, cara membuat lem behel sendiri